Faktor Penyebab Miskin Menurut Islam yang Harus Dihindari
Sesungguhnya manusia dianugerahi rezeki berlimpah. Adapun penyebab miskin menurut Islam adalah sifat buruk kita yang menjauhkan rezeki. Lebih celakanya lagi, sifat buruk itu kerap tidak kita sadari. Padahal dalam Islam, kemiskinan adalah sesuatu hal yang harus dilawan.
Ya, dalam Islam melawan kemiskinan adalah sesuatu yang sangat penting karena kemiskinan adalah jurang awal menuju kekufuran. Orang yang hidup dalam penderitaan akibat kemiskinan akan lebih mudah jatuh dalam godaan-godaan pemurtadan iman.
Langkah awal dari mengentaskan kemiskinan adalah mengetahui terlebih dahulu penyebab miskin menurut agama Islam itu sendiri. Dengan demikian kita akan tahu hal-hal apa saja yang harus dihindari karena memberikan konsekuensi berupa kemiskinan.
Penyebab Miskin Berdasarkan Ayat-Ayat Al Quran
Seorang ulama kontemporer (ulama-ulama setelah Ibnu Abi Zaid Al-Qairuwan dan yang setelahnya dari ulama-ulama malikiyah) bernama Yusuf Qardhawi pernah memberikan tulisan:
Tidak dibenarkan dalam Islam bahwa di tengah masyarakat Islam ada yang menderita kelaparan, tidak berpakaian, menggelandang, dan membujang sekalipun dia adalah seorang Ahl Al-Dzimmah (warga negara non-Muslim).
Artinya, setiap muslim harus memastikan setiap orang di sekelilingnya harus bisa berkehidupan yang cukup. Islam memerintahkan bahwa tidak setiap orang harus kaya raya, namun setiap orang harus hidup berkecukupan.
Lihat Juga: Hakikat Kaya Menurut Islam
Untuk menghindari kemiskinan, Al Quran dan hadist sudah memberikan petunjuk hal-hal apa saja yang harus dihindari karena menjadi penyebab kemiskinan. Hal-hal yang harus dihindari tersebut antara lain adalah:
Rasa Malas
Sesungguhnya rezeki dan anugerah sudah disediakan secara sangat berlimpah. Ada banyak sekali ayat dalam Al-Quran yang menjelaskan hal ini. Misalnya:
“Tidak ada satu dabbah pun di bumi kecuali Allah yang menjamin rezekinya ”
QS Hud [11]: 6).
Juga ada ayat yang menjelaskan secara lebih tegas dengan menyatakan bahwa:
“Allah telah menganugerahkan kepada kamu segala apa yang kamu minta
(butuhkan dan inginkan).
Jika kamu mengitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak mampu menghinggakannya.
Sesungguhnya manusia sangat aniaya lagi sangat kufur”
(95 Ibrahim [14]: 34).
Berdasarkan dua ayat itu saja sudah dijelaskan bahwa rezeki itu sangat berlimpah. Bahwa manusia seharusnya tidak akan menjalani kehidupan dalam kemiskinan sepanjang hidupnya. Namun Al-Quran sendiri menjelaskan bahwa untuk mendapatkan rezeki tersebut manusia harus berusaha mendapatkannya.
“Apabila telah selesai shalat (Jumat) maka bertebaran1ah di bumi dan carilah fadhl (kelebihan) dan Allah”
(QS Al-Jum’ah [62]: 10)
Artinya, bahwa walaupun rezeki itu melimpah, namun jika tidak diusahakan untuk berada dalam genggaman kita, maka rezeki itu tidak akan kita terima (kecuali atas kehendak-NYA).
Sayangnya, banyak sekali muslim yang merasa bahwa rezeki sudah diatur oleh ALLAH sehingga kemudian bermalas-malas karena sekuat apapun bekerja keras, jika sudah ditakdirkan miskin maka akan tetap miskin.
Sayangnya, banyak sekali muslim yang berfikir bahwa dengan berdoa saja maka pintu rezeki akan terbuka sendiri dan hidup mereka akan dilimpahi.
Padahal berulang-ulang dalam Al Quran maupun hadist dijelaskan pentingnya bekerja keras. Misalnya dalam ayat-ayat berikut ini:
“Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu’min akan melihat pekerjaanmu itu,
dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata,
lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”
(QS. At-Taubah : 105)
Juga ada ayat yang mengatakan bahwa setiap rezeki yang sudah diterima adalah buah dari usaha yang sudah dilakukan. Misalnya pada ayat:
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain.
(Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
(QS. An Nisa :32)
Tidak Bersungguh-Sungguh dalam Melakukan Pekerjaan
Penyebab miskin menurut Islam selanjutnya adalah perilaku yang tidak serius dan tidak bersungguh-sungguh dalam melakukan sebuah pekerjaan. Hal ini menyebabkan hasil kerja kita bernilai rendah, tidak menghasilkan hasil yang dibutuhkan orang lain.
Ya, bagaimanapun juga kita akan mendapatkan sesuatu seturut dengan manfaat barang dan jasa yang kita berikan pada orang lain. Namun jika yang kita lakukan hanya sekenanya saja, maka orangpun akan memberikan sekenanya saja pada kita.
Hal ini seturut dengan ayat:
Apabila engkau telah menyelesaikan satu pekerjaan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (pekerjaan yang lain, agar jangan menganggu), dan hanya kepada Tuhanmu sajalah hendaknya kamu mengharap
(QS Alam Nasyrah [94]:7-8).
Memang beberapa orang ditakdirkan terlahir dari kemiskinan, namun bukan berarti kehidupan tersebut tidak bisa dirubah.

Penyebab Miskin Menurut Islam Dapat Diatasi dengan Memahami Surat Ar-Ra’d:11
Tidak Mau Bersyukur Juga Menjadi Penyebab Miskin Menurut Islam
Selain daripada rasa malas dan tidak mau bersungguh-sungguh berusaha, masih ada beberapa hal lagi yang menurut Islam menjadi penyebab kemiskinan. Salah satunya adalah ketidakmauan untuk bersyukur.
Ya, sesungguhnya setiap orang dicukupkan hidupnya, namun bagi orang yang selalu merasa tidak puas, maka sebanyak apapun yang dia miliki maka tidak akan disyukuri. Akibatnya, sepanjang hidup akan merasa tidak memiliki apapun. Hidup merasa dalam penderitaan kemiskinan padahal memiliki harta yang berlimpah.
Merasa miskin karena tidak bisa bersyukur ini adalah penyebab kemiskinan yang paling pedih. Dan semoga kita dijauhkan dari rasa tidak bersyukur terhadap yang kita miliki saat ini.
Semoga dengan mengetahui hal-hal apa saja yang menjadi penyebab miskin menurut Islam ini kita bisa membantu diri sendiri dan orang lain agar terlepas dari jerat kemiskinan. Sesungguhnya ALLAH mengetahui apa yang kita upayakan.